PANDU TKK

Post Info TOPIC: Sembahyang


Calon Siaga

Status: Offline
Posts: 4
Date:
Sembahyang


Yuk. . .Teman teman SeKalian !!!!
Mulai Sekarang. . .
Kita. . .Lebih mendekatkan diri pada Tuhan !!! 

Attachments
__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 208
Date:

pergi ke swalayan mencari barang
untuk mencari bahan2x
rajin2xlah sembahyang
agr kita lebih dekat dengan tuhan

__________________
SSEERRUU buat seru-seruan


PRATAMA

Status: Offline
Posts: 46
Date:

makna dari
Ucapan OM - Santi - Santi - Santi - OM bermakna sebagai berikut :

Santi yang pertama, memohon agar manusia terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Avidya). Santi yang kedua memohon agar manusia terhindar dari bencana yang berasal dari mahluk ciptaan Hyang Widhi : manusia, binatang, tetumbuhan (Adi Bhautika). Santi yang ketiga memohon agar manusia terhindar dari bencana alam (Adi Dhaivika).
+Bhagawan Dwija+

smoga bermanfaat!!!!!!!

__________________


PRATAMA

Status: Offline
Posts: 46
Date:

mantara tri sandhay/gayatri mantram!!!

Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam,
bargho devasya dimahi;
dhiyo yo nah prachodayat

Om narayanad evedam sarvam
yad butam yacca bhavyam,
niskalangko niranjano nirvikalpo,
nirakyatah sudho devo eko
narayanah nadvityo'sti kascit.
Om tvam sivah tvam mahadevah,
isvarah paramesvarah,
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah.

Om papo ham papakarmaham
papatma papasambhavah,
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantara sucih.

Om ksamasva mam mahadeva,
sarvaprani hitankara,
mam moca sarvapapebyah
palayasva sada shiva.

Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo vaciko mama,
ksantavyo manasa dosah
tat pramadat ksamasva mam
 
Om santih, santih, santih.

yoooo teman" rajin lah sembahyang agar terhindar dari malapetaka!!!!!!!hehehehe

moga berguna yach!!!

-- Edited by KazalDeGrace at 13:14, 2008-04-12

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

Sejarah dan Perkembangannya
1. Awal Perkembangan Agama Hindu


Agama Hindu berasal dari India. Untuk mengetahui sejarah perkembangannya haruslah juga dipelajari sejarah perkembangan India meliputi aspek perkembangan penduduk maupun aspek kebudayaannya dari jaman ke jaman. Berdasarkan penelitian usia kitab- kitab Weda, para ahli sampai pada suatu kesimpulan bahwa agama Hindu telah tumbuh dan berkembang pada sekitar 6.000 tahun sebelum tahun Masehi. Sebagai agama tertua, agama Hindu kemudian berkembang ke berbagai wilayah dunia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia.


2. Penduduk India


Penduduk asli yang mendiami India sekarang bermukim di daerah dataran tinggi Dekkan. Kehidupannya masih sangat sederhana.
Bangsa Dravida berasal dari daerah Asia Tengah (Baltic) masuk ke India dan mendiami daerah sepanjang sungai Sindhu yang subur. Kebudayaan mereka lebih tinggi dari penduduk asli. Bangsa Arya juga berasal dari daerah sekitar Asia Tengah, menyebar memasuki daerah- daerah Iran (Persia), Mesopotamia, dan juga masuk ke daerah Eropa. Yang sampai masuk ke India adalah merupakan bagian dari yang pernah masuk ke Iran. Mereka masuk ke India dalam dua tahap di dua tempat yang berbeda. Pertama mereka masuk di daerah Punjab yaitu daerah lima aliran anak sungai yang disambut dengan peperangan oleh bangsa Dravida yang sudah lebih dulu bermukim di sana. Karena bangsa Arya lebih maju dan lebih kuat, Bangsa Dravida dapat dikalahkan. Tahap kedua Bangsa Arya masuk ke India melalui daerah dua aliran sungai yaitu lembah sungai Gangga dan lembah sungai Yamuna, daerah ini dikenal dengan nama daerah Doab. Kedatangan mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran melalui perkawinan. Bangsa- bangsa inilah yang menjadi nenek moyang bangsa India sekarang.


3. Jaman Weda


Telah diketahui bahwa bangsa yang datang kemudian di India adalah bangsa Arya yang mendiami dua tempat yaitu di Punjab dan Doab. Di kedua daerah tersebut mereka berkembang dan mengembangkan peradabannya. Dikatakan bahwa orang- orang Aryalah yang menerima wahyu Weda. Wahyu- wahyu Weda ini tidak turun sekaligus, melainkan dalam jangka waktu yang agak lama, dan juga tidak diwahyukan di satu tempat saja. Penerima wahyu disebut Maha Resi, diterima melalui pendengaran, dan oleh sebab itu wahyu Weda disebut Sruti (sru= pendengaran). Kurun waktu turunnya wahyu- wahyu Weda itulah yang disebut jaman Weda dan ajaran Weda inilah yang kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia.


4. Penyebaran Agama Hindu


Dalam suatu penggalian di Mesir ditemukan sebuah inskripsi yang diketahui berangka tahun 1200 SM. Isinya adalah perjanjian antara Ramses II dengan Hittites. Dalam perjanjian ini "Maitra Waruna" yaitu gelar manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa menurut agama Hindu yang disebut- sebut dalam Weda dianggap sebagai saksi.
Gurun Sahara yang terdapat di Afrika Utara menurut penelitian Geologi adalah bekas lautan yang sudah mengering. Dalam bahasa Sanskerta Sagara artinya laut; dan nama Sahara adalah perkembangan dari kata Sagara. Diketahui pula bahwa penduduk yang hidup di sekelilingnya pada jaman dahulu berhubungan erat dengan Raja Kosala yang beragama Hindu dari India.
Penduduk asli Mexico mengenal dan merayakan hari raya Rama Sinta, yang bertepatan dengan perayaan Nawa Ratri di India. Dari hasil penggalian di daerah itu didapatkan patung- patung Ganesa yang erat hubungannya dengan agama Hindu. Di samping itu penduduk purba negeri tersebut adalah orang- orang Astika (Aztec), yaitu orang- orang yang meyakini ajaran- ajaran Weda. Kata Astika ini adalah istilah yang sangat dekat sekali hubungannya dengan "Aztec" yaitu nama penduduk asli daerah itu, sebagaimana dikenal namanya sekarang ini.
Penduduk asli Peru mempunyai hari raya tahunan yang dirayakan pada saat- saat matahari berada pada jarak terjauh dari katulistiwa dan penduduk asli ini disebut Inca. Kata "Inca" berasal dari kata "Ina" dalam bahasa Sanskerta yang berarti "matahari" dan memang orang- orang Inca adalah pemuja Surya.
Uraian tentang Aswameda Yadnya (korban kuda) dalam Purana yaitu salah satu Smrti Hindu menyatakan bahwa Raja Sagara terbakar menjadi abu oleh Resi Kapila. Putra- putra raja ini berusaha ke Patala loka (negeri di balik bumi= Amerika di balik India) dalam usaha korban kuda itu. Karena Maha Resi Kapila yang sedang bertapa di hutan (Aranya) terganggu, lalu marah dan membakar semua putra- putra raja Sagara sehingga menjadi abu. Pengertian Patala loka adalah negeri di balik India yaitu Amerika. Sedangkan nama Kapila Aranya dihubungkan dengan nama California dan di sana terdapat taman gunung abu (Ash Mountain Park).
Di lingkungan suku- suku penduduk asli Australia ada suatu jenis tarian tertentu yang dilukiskan sebagai tarian Siwa (Siwa Dance). Tarian itu dibawakan oleh penari- penarinya dengan memakai tanda "Tri Kuta" atau tanda mata ketiga pada dahinya. Tanda- tanda yang sugestif ini jelas menunjukkan bahwa di negeri itu telah mengenal kebudayaan yang dibawa oleh agama Hindu.


5. Agama Hindu di Indonesia


Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal Tarikh Masehi, dibawa oleh para Musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para Musafir dari Tiongkok yakni Musafir Budha Pahyien. Kedua tokoh besar ini mengadakan perjalanan keliling Nusantara menyebarkan Dharma. Bukti- bukti peninggalan ini sangat banyak berupa sisa- sisa kerajaan Hindu seperti Kerajaan Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman di Jawa Barat.
Kerajaan Kutai dengan rajanya Mulawarman di Kalimantan Timur, Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah dengan rajanya Sanjaya, Kerajaan Singosari dengan rajanya Kertanegara dan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur, begitu juga kerajaan Watu Renggong di Bali, Kerajaan Udayana, dan masih banyak lagi peninggalan Hindu tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Raja- raja Hindu ini dengan para alim ulamanya sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan agama, seni dan budaya, serta kesusasteraan pada masa itu. Sebagai contoh candi- candi yang bertebaran di Jawa di antaranya Candi Prambanan, Borobudur, Penataran, dan lain- lain, pura- pura di Bali dan Lombok, Yupa- yupa di Kalimantan, maupun arca- arca dan prasasti yang ditemukan hampir di seluruh Nusantara ini adalah bukti- bukti nyata sampai saat ini. Kesusasteraan Ramayana, Mahabarata, Arjuna Wiwaha, Sutasoma (karangan Empu Tantular yang di dalamnya terdapat sloka "Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa") adalah merupakan warisan- warisan yang sangat luhur bagi umat selanjutnya. Agama adalah sangat menentukan corak kehidupan masyarakat waktu itu maupun sistem pemerintahan yang berlaku; hal ini dapat dilihat pada sekelumit perkembangan kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya sebagai pendiri kerajaan Majapahit menerapkan sistem keagamaan secara dominan yang mewarnai kehidupan masyarakatnya. Sewaktu meninggal, oleh pewarisnya dibuatkan pedharman atau dicandikan pada candi Sumber Jati di Blitar Selatan sebagai Bhatara Siwa dan yang kedua didharmakan atau dicandikan pada candi Antapura di daerah Mojokerto sebagai Amoga Sidhi (Budha). Raja Jayanegara sebagai Raja Majapahit kedua setelah meninggal didharmakan atau dicandikan di Sila Petak sebagai Bhatara Wisnu sedangkan di Candi Sukalila sebagai Buddha.
Maha Patih Gajah Mada adalah seorang Patih Majapahit sewaktu pemerintahan Tri Buana Tungga Dewi dan Hayam Wuruk. Ia adalah seorang patih yang sangat tekun dan bijaksana dalam menegakkan dharma, sehingga hal ini sangat berpengaruh dalam pemerintahan Sri Baginda. Semenjak itu raja Gayatri memerintahkan kepada putranya Hayam Wuruk supaya benar- benar melaksanakan upacara Sradha. Adapun upacara Sradha pada waktu itu yang paling terkenal adalah mendharmakan atau mencandikan para leluhur atau raja- raja yang telah meninggal dunia (amoring Acintya). Upacara ini disebut Sradha yang dilaksanakan dengan Dharma yang harinya pun telah dihitung sejak meninggal tiga hari, tujuh hari, dan seterusnya sampai seribu hari dan tiga ribu hari. Hal ini sampai sekarang di Jawa masih berjalan yang disebut dengan istilah Sradha, Sradangan yang pada akhirnya disebut Nyadran.
Memperhatikan perkembangan agama Hindu yang mewarnai kebudayaan serta seni sastra di Indonesia di mana raja- rajanya sebagai pimpinan memperlakukan sama terhadap dua agama yang ada yakni Siwa dan Budha, jelas merupakan pengejawantahan toleransi beragama atau kerukunan antar agama yang dianut oleh rakyatnya dan berjalan sangat baik. Ini jelas merupakan nilai- nilai luhur yang diwariskan kepada umat beragama yang ada pada saat sekarang. Nilai- nilai luhur ini bukan hanya mewarnai pada waktu lampau, tetapi pada masa kini pun masih tetap merupakan nilai- nilai positif bagi pewaris- pewarisnya khususnya umat yang meyakini agama Hindu yang tertuang dalam ajaran agama dengan Panca Sradhanya.
Kendatipun agama Hindu sudah masuk di Indonesia pada permulaan Tarikh Masehi dan berkembang dari pulau ke pulau namun pulau Bali baru mendapat perhatian mulai abad ke-8 oleh pendeta- pendeta Hindu di antaranya adalah Empu Markandeya yang berAsrama di wilayah Gunung Raung daerah Basuki Jawa Timur. Beliaulah yang memimpin ekspedisi pertama ke pulau Bali sebagai penyebar agama Hindu dengan membawa pengikut sebanyak ± 400 orang. Ekspedisi pertama ini mengalami kegagalan.
Setelah persiapan matang ekspedisi kedua dilaksanakan dengan pengikut ± 2.000 orang dan akhirnya ekspedisi ini sukses dengan gemilang. Adapun hutan yang pertama dibuka adalah Taro di wilayah Payangan Gianyar dan beliau mendirikan sebuah pura tempat pemujaan di desa Taro. Pura ini diberi nama Pura Murwa yang berarti permulaan. Dari daerah ini beliau mengembangkan wilayah menuju pangkal gunung Agung di wilayah Besakih sekarang, dan menemukan mata air yang diberi nama Sindhya. Begitulah permulaan pemujaan Pura Besakih yang mula- mula disebut Pura Basuki.
Dari sini beliau menyusuri wilayah makin ke timur sampai di Gunung Sraya wilayah Kabupaten Karangasem, selanjutnya beliau mendirikan tempat suci di sebuah Gunung Lempuyang dengan nama Pura Silawanayangsari, akhirnya beliau bermukim mengadakan Pasraman di wilayah Lempuyang dan oleh pengikutnya beliau diberi gelar Bhatara Geni Jaya Sakti. Ini adalah sebagai tonggak perkembangan agama Hindu di pulau Bali.
Berdasarkan prasasti di Bukit Kintamani tahun 802 Saka (880 Masehi) dan prasasti Blanjong di desa Sanur tahun 836 Saka (914 Masehi) daerah Bali diperintah oleh raja- raja Warmadewa sebagai raja pertama bernama Kesariwarmadewa. Letak kerajaannya di daerah Pejeng dan ibukotanya bernama Singamandawa. Raja- raja berikutnya kurang terkenal, baru setelah raja keenam yang bernama Dharma Udayana dengan permaisurinya Mahendradata dari Jawa Timur dan didampingi oleh Pendeta Kerajaan Empu Kuturan yang juga menjabat sebagai Mahapatih maka kerajaan ini sangat terkenal, baik dalam hubungan politik, pemerintahan, agama, kebudayaan, sastra, dan irigasi semua dibangun. Mulai saat inilah dibangun Pura Kahyangan Tiga (Desa, Dalem, Puseh), Sad Kahyangan yaitu Pura Lempuyang, Besakih, Bukit Pangelengan, Uluwatu, Batukaru, Gua Lawah, Sistem irigasi yang terkenal dengan Subak, sistem kemasyarakatan, Sanggar/ Merajan, Kamulan/Kawitan dikembangkan dengan sangat baik.
Sewaktu kerajaan Majapahit runtuh keadaan di Bali sangat tenang karena tidak ada pergolakan agama. Pada saat itulah datang seorang Empu dari Jawa yang bernama Empu Dwijendra dengan pengikutnya yang mengembangkan dan membawa pembaharuan agama Hindu di Bali. Dewasa ini, terutama sejak jaman Orde Baru, perkembangan Agama Hindu makin maju dan mulai mendapat perhatian serta pembinaan yang lebih teratur.



sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

PEDOMAN SEMBAHYANG

Kramaning Sembah

Sembahyang dilakukan umat untuk memuja Tuhan. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan hati dalam melakukan sembahyang, membantu komunikasi yang lancar dan pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu hanya dapat kita peroleh apabila kita yakin bahwa cara sembahyang kita memang benar adanya, tahu makna yang terkandung dari setiap langkah dan cara.

Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke VI.
Persiapan sembahyang

Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan.
Termasuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:
Urutan-urutan sembah

Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti berikut ini:

sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

TRI SANDHYA

Marilah kita memuja Tuhan, Ida Hyang Widhi Waça



Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Kita yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantram yang dipakaipun disebut mantram Trisandhya.

Mantram ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempat yang tersedia. Sikap duduk bersila disebut padmasana. Sikap duduk bersimpuh disebut bajrasana dan yang berdiri disebut padasana.

Setelah sikap badan itu baik, dilanjutkan dengan pranayama. Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Gunanya: untuk menenangkan pikiran dan mendiamkan badan mengikuti jalannya pikiran, bila pikiran dan badan sudah tenang maka barulah mulai bersembahyang.

Sikap tangan waktu bersernbahyang disebut sikap amusti. Mata memandang ujung hidung dan pikiran ditujukan kepada Sanghyang Widhi. Dalam keadaan seperti itu, sabda, bayu, idep harus dalam keadaan seimbang.

Sebelum mengucapkan mantram, kedua tangan kita bersihkan dengan mantram demikian:
Tangan kanan:
Mantranya Artinya
Om suddha mam svaha Om bersihkanlah hamba
Tangan kiri:
Mantranya Artinya
Om ati suddha mam svaha Om lebih bersihkanlah hamba


Mantram Trisandhya
1 Om bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat
Om adalah bhur bhuvah svah
Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita
2 Om Narayana evedwam sarvam
yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano
nirvikalpo nirakhyatah
suddho deva eko
narayana na dvitiyo
asti kascit.
Om Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua
3 Om tvam siwah tvam mahadevah
Iswarah paramesvarah
brahma visnusca rudrasca
purusah parikirtitah
Om Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa
4 Om papo'ham papakarmaham
papatma papasambhavah
trahi mam pundarikaksa
sabahyabhyantarah sucih
Om hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sanghyang Widhi, sucikanlan jiwa dan raga hamba
5 Om ksamasva mam mahadeva
sarvaprani hitankara
mam moca sarva papebhyah
palayasva sada siva
Om ampunilah hamba Sanghyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah oh Sang Hyang Widhi
6 Om ksantavyah kayiko dosah
ksantavyo. vaciko mama
ksantavyo manaso dosah
tat pramadat ksamasva mam
Om ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hamba.

Om Santih, Santih, Santih Om. Om. damai. damai, damai, Om.



* Terjemahan kata demi kata dari Tri Sandhya
* Kupasan bait demi bait Tri Sandhya


sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

NEKA GEGURITAN

KIDUNG DEWA YADNYA



1. Kawitan Warga Sari - Pendahuluan sembahyang

1. Purwakaning angripta rumning wana ukir.
Kahadang labuh. Kartika penedenging sari.
Angayon tangguli ketur. Angringring jangga mure.

2. Sukania harja winangun winarne sari.
Rumrumning puspa priyaka, ingoling tangi.
Sampun ing riris sumar. Umungguing srengganing rejeng


2. Pangayat - Menghaturkan sajen
Kidung Warga Sari

1. Ida Ratu saking luhur. Kawula nunas lugrane.
Mangda sampun titiang tanwruh. Mengayat Bhatara mangkin.
Titiang ngaturang pajati. Canang suci lan daksina.
Sami sampun puput. Pratingkahing saji.

2. Asep menyan majagau. Cendana nuhur dewane,
Mangda Ida gelis rawuh. Mijil saking luhuring langit.
Sampun madabdaban sami. Maring giri meru reko.
Ancangan sadulur, sami pada ngiring.

3. Bhatarane saking luhur. Nggagana diambarane.
Panganggene abra murub. Parekan sami mangiring.
Widyadara-widyadari, pada madudon-dudonan,
Prabhawa kumetug. Angliwer ring langit.

3. Pamuspan - Sembahyang
Merdu - Komala

1. Ong sembah ning anatha. Tinghalana de Triloka sarana.
Wahya dyatmika sembahing hulun ijeng ta tan hana waneh.
Sang lwir agni sakeng tahen kadi minyak sakeng dadhi kita.
Sang saksat metu yan hana wwang hamuter tutur pinahayu.

2. Wyapi-wyapaka sarining paramatatwa durlabha kita.
Icantang hana tan hana ganal alit lawan hala-hayu.
Utpatti sthiti lina ning dadi kita ta karananika.
Sang sangkan paraning sarat sakala-niskalatmaka kita.

3. Sasi wimbha haneng: ghata mesi banyu.
Ndan asing suci nirmala mesi wulan.
lwa mangkana rakwa kiteng kadadin.
Ring angambeki yoga kiteng sakala.

4. Katemun ta mareka sitan katemu.
Kahidepta mareka si tankahidep.
Kawenang ta mareka si tan ka wenang.
Paramartha Siwatwa nira warana.

4. Nunas tirtha - Mohon tirtha

1. Turun tirtha saking luhur. nenyiratang pemangkune.
Mekalangan muncrat mumbul. Mapan tirtha mrtajati.
Paican Bhatara sami, panglukatan dasa-mala.
Sami pada lebur. Malane ring gumi.

KIDUNG MANUSA YADNYA (PERKAWINAN)

1. Kawitan Tantri - Pendahuluan.

1. Wuwusan Bhupati. Ring Patali nagantun.
Subaga wirya siniwi. Kajrihin sang para ratu.
Salwaning jambu warsadi. Prasama hatur kembang tahon.

2. Tuhu tan keneng api. Pratapa sang prabu Kesyani ruktyeng sadnyari.
Sawyakti Hyang Hari Wisnu. Nitya ngde ulaping ari.
Sri dhara patra sang katong.

3. Wetning raja wibawa, mas manik penuh.
Makinda yutan ring bahudanda. Sri Narendra, Sri Singapati,
Ujaring Empu Bhagawanta. Ridenira panca-nana.
Bratang penacasyan.
Hatur Hyang Dharma nurageng bhuh.

4. Kadi kreta yuga swapurneng nagantun Kakwehan sang yati.
Sampun saman jayendrya. Weda Tatwa wit. Katinen de Sri Narendra.
Nityasa ngruci tutur. Tan kasareng. wiku apunggung wyara brantadnya ajugul.


2. Demung Sawit (bawak, dawa)

1. Tuhu atut bhiseka Nrapati. Sri Eswaryadala.
Dala kusuma patra nglung,
Eswarya raja laksmi.
Sang kulahamenuhi rajya.
Kwening bala diwarga.
Mukya sira.
Kryana patih Sangniti Bandeswarya patrarum.

2. Nityasa angulih- ulih amrih sutrepting nagara,
lan sang paradimantriya.
Tuhu widagda ngelus bhumi.
Susandi tinut rasaning aji,
Kutara manawa.
Mwang sastra sarodrsti.
Matangyan tan hanang baya kewuh.

3. Pirang warsa Sri Nrapati Swaryadala.
Tusta ngering sana.
Kaladiwara hayu.
Sri narapati.
Lagya gugulingan ring taman.
Ring yaca ngurddha angunggul.
Yayamireng tawang.
Tinum pyata tinukir.
Kamala kinanda-kada.
Langu inipacareng santun.

4. Mangamyat kalangenikang nagara.
Tisoba awiyar.
Indra bhuwana nurun,
Kweh tang pakwana titip.
Pada kabhi nawa.
Dening sarwendah linuhung.
Liwar sukanikang wong.
Anamtami kapti.
Arumpuka sari sama angrangsuk bhusana aneka marum.


KIDUNG PITRA YADNYA

1. Nedunang layon pacang nyiramang
Menurunkan Jenazah untuk dimandikan

Cewana - Girisa

1. Ata sedengira mantuk sang suralaga ringayun.
Tucapa aji wiratan. Karyasa nagisi weka.
Pinahajongira laywan sang putra mala piniwa.
Pada litu hajenganwam. Lwir kandarpa pina telu.

2. Lalu laranira nasa sambat putranira pejah.
Lakibi sira sumengkem ring putra luru kinusa.
Ginamelira ginanti kang laywan lagi ginugah.
Inutusira masabda kapwa ajara bibi aji.

2. Nyiramang layon - Memandikan Jenazah.

Bala - ugu.

1. Bala ugu dina melah, manuju tanggal sasih.
Pan Brayut panamaya. Asisig adyus akramas.
Sinalinan wastra petak. Mamusti madayang batis.
Sampun puput maprayoga, tan swe ngemasin-mati.

2. Ikang layon ginosongan, ne istri tuhu satya, de pamayun matingkah.
Eteh eteh sang paratra. Toya hening pabresihan.
Misi ganda burat-wangi. Lengise pudak sategal.
Sumar ganda mrbuk arum.

3. Pusuh menuhe uttama. Malem sampun macawisan.
Tekening edon intaran. Bebek wangi lengis kapur.
Monmon mirah windusara. Waja meka panca datu.
Don tuwung sampun masembar. Sikapa kalawan taluh.

4. Buku-buku panyosalasan. Pagamelane salaka.
Kawangene panyelawean. Gegalenge satak-seket.
Sampun puput pabersihan. Winiletang dening kasa.
Tikeh halus wijil jawa. Lante maulat panyalin.


3. Mamarga ka setra - Pergi ke Kuburan

Indra - wangsa

1. Mamwit narendratmaja ring tapowana.
Manganjali ryagraning indra parwata.
Tan wis mrti sangka nikang hayun teka.
Swabhawa sang sajana rakwa mangkana.

2. Mangkat dateng toliha rum wulat nira.
Sinambaying camara sangkaring geger.
Panawanging mrak panangisnikungalas.
Erang tininggal masaput-saput hima.

3. Lunghang lengit lampahira ngawe tana.
Lawan Sang Erawana bajranaryama.
Tan warnanen decanikang katungkulan.
Apan leyep muksa sahinganing mulat.


4. Ngeseng Sawa - Memperabukan Jenazah.

1. Sang atapa sakti bhakti, astiti purwa sangkara.
Yan mati maurip malih. Wisesa sireng bhuwana.
Putih timur abang wetan. Rahina tatas apadang.
Titisning jaya kamantyan. Mapageh ta samadinira.

2. Nghulun angadeg ring natar. Kamajaya cintanya.
Sang atunggu parawean. Mawungu pakarab-karab.
Ilangani dasa-mala, amrtang gangga asuci.
Pamunggal rwaning wandira. Pinaka len prehanira.

3. Yan sampun sira araup. Isinikang kundi manik.
Anut marga kita mulih. Yan sira teka ring umah.
Tutugaken samadinta. Sapangruwat sariranta.
Isenikang pangasepan. Kunda kumutug samiddanya.

4. Wewangen dadi tembaga. Rurube kang dadi emas.
Arenge kang dadi wesi, Awune kang dadi selaka.
Kukuse kang dadi mega. Yeh iku manadi ujan.
Tumiba ring Mrecapada. Yeh iku dadi amretta.


5. Rikala ngayut - Buang abu ke laut.

1. Ring wetan hana telaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sarira.
Sakwehing malapataka. kalebura ring tanane.

2. Ring kidul hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.

3. Ring kulon hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.

4. Ring lor hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.

5. Ring madya hana talaga. Rikata hulun adyusa.
Asalin raja bhusana. Anglebur awak tan porat.
Hilanganing dasa mala. Sebel kandel ring sanra.
Sakwehing malapetaka. kalebura ring tanane.

6. Sampun ta sira abresih, anambut raja bhusana.
Binurating sarwa sari. Mrebuk arum gandaning wang.
Matur sira ring Hyang Guru. Sinung wara nugraha sira.
Keasunganing mandi swara. Paripurna tur nyewana.



Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

Aneka Mantra


Aneka Doa sehari-hari
(jnana-punia semeton Nyoman Gede Suyasa)


Puja Trisandya

Terjemahannya
OM, OM
OM BHUR BHUWAH SWAH,
TAT SAWITUR WARENYAM,
BHARGO DEWASYA DHIMAHI,
DHIYO YO NAH PRACHODAYAT, Ya Hyang Widhi yang menguasai ketiga dunia ini,
Yang maha suci dan sumber segala kehidupan,
sumber segala cahaya,
semoga limpahkan pada budi nurani kami penerangan sinar cahayaMu yang maha suci.

OM NARAYANAD EWEDAM SARWAM,
YAD BHUTAM YASCA BHAWYAM,
NISKALO NIRlANO NIRWIKALPO,
NlRAKSATAH SUDDHO DEWO EKO,
NARAYANA NADWITYO ASTI KASCIT. Ya Hyang Widhi, darimulah segala yang sudah ada dan yang akan ada di alam ini berasal dan kembali nantinya.
Engkau adaIah gaib, tiada berwujud, di atas segala kebingungan, tak termusnahkan.
Engkau adalah maha cemerlang, maha suci, maha esa dan tiada duanya.


OM TWAM SIWAH TWAM MAHADEWAH,
ISWARAH PARAMESWARA,
BRAHMA WISNUSCA RUDRASCA,
PURUSAH PARIKIRTITAH,

Engkau disebut Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma dan Wisnu dan juga Rudra.
Engkau adalah asal mula dari segala yang ada.
OM PAPO'HAM PAPAKARMAHAM ,
PAPATMA PAPASAMBHAWAH,
TRAHI MAM PUNDARIKAKSAH,
SABAHYABHYANTARA SUCIH. Oh Hyang Widhi Wasa, hamba ini papa,
jiwa hamba papa dan kelahiran hambapun papa,
perbuatan hamba papa,
Ya Hyang Widhi, selamatkanlah hamba dari segala kenistaan ini, dapatlah disucikan lahir dan batin hamba.

OM KSAMA SWAMAM MAHADEWA,
SARWAPRANI HITANGKARAH,
MAM MOCCA SARWAPAPEBHYAH,
PALAYASWA SADASIWA.

Ampunilah hamba. oh Hyang Widhi, penyelamat segala makhluk.
Lepaskanlah , kiranya hamba dari segala kepapaan ini dan tuntunlah hamba, selamatkan dan lindungilah hamba oh Hyang Widhi Wasa.
OM KSANTAWYA KAYIKA DOSAH.
KSANTAWYO WACIKA MAMA,
KSANTAWYA MANASA DOSAH,
TAT PRAMADAT KSAMASWA MAM. Oh Hyang Widhi Wasa, ampunilah segala dosa hamba, ampunilah dosa dari ucapan hamba dan
ampunilah pula dosa dari pikiran hamba.
Ampunilah hamba atas segaIa kelalaian hamba itu.
OM SANTI, SANTI, SANTI OM

Semoga damai dihati, damai didunia, damai selalu.






Sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

Tirta Yatra


Tirta Yatra ke Nusa Penida
Tirta yatra ke Nusa Penida memberi arti tersendiri. Terasa sangat dalam dan jernih dari hiruk pikuk keduniawian. Perjalanannya diawali dengan berperahu melintasi lautan yang membiru, yang kadang seolah membisu, kadang pula memekik garang menghempaskan ego kita sampai lumat dalam tangis takjub: Betapa kecilnya kita di tengah alam dan sesama ciptaan Ida Sang Hyang Widi. Betapa rindu dan laparnya kita akan perlindungan dan belai kasih beliau. Betapa banyaknya kasih beliau yang terlewatkan sia-sia dalam pergumulan hidup kita sehari-hari, sebanyak riak gelombang yang tiada pernah berhenti detik demi detik, dalam ada maupun ketiadaan perahu yang kita naiki. Terus bergerak dalam pandangan maupun diluar pandangan kita, tiada sedikitpun berbeda iramanya.

Tirta yatra ke Pulaki
Pulaki dan beberapa pura dalam kawasannya merupakan paduan yang lengkap bagi sebuah perjalanan spiritual tirta-yatra. Terletak di arah mentari terbenam di cakrawala, ujung barat pulau dewata. Dalam pangkuan alam yang hijau asri dalam masa penghujan, dan kering menyengat di musim kemarau. Namun demikian, tidaklah sedemikian terasa bedanya dalam naungan kesejukan yang kita rasakan dalam pelukan wibawa beliau dari waktu ke waktu. Bersimpuhlah mengangkat sembah memuja beliau dan memohon ampunan. Sesekali apabila beliau berkenan, di sini kita akan memperoleh petunjuk nyata. Berupa cermin hidup, tentang kegalauan ambisi, nafsu, emosi, dan hiruk-pikuknya hidup kita. Perhatikan tingkah yang diperagakan oleh setiap ekor kera yang kita temui. Tepat seperti itulah ulah kita dalam pandangan beliau yang maha pengasih. Semakin banyak tingkah kera-kera itu yang menyesakkan dada kita, berarti semakin banyak pula yang harus kita sadari, dan kita benahi dalam hidup kita ini. Betapa geramnya murka beliau melihat ulah kita, seandainya beliau tidak lagi maha pengampun. Bersimpuhlah berserah diri ke hadapan Ida Sang Hyang Widi.


Kembali 1 langkahKembali ke atas
© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

HINDU DHARMA

>Hindu Dharma
Sumber Ajaran Agama Hindu
Weda
Kapan Weda mulai ada?
Catur Veda Samhita
Ajaran Ketuhanan dalam Weda
Beberapa Mantram Weda
Kepada Agni
Kepada Vayu
Kepada Varuna

Upanisad
Jumlah Upanisad
Ajaran Ketuhanan Upanisad
Beberapa kutipan Upanisad
Brahman, yang tunggal dan sumber segalanya
Berbagai dewata dan satu Brahman
Bhrgu menyelidiki Brahman
Atman adalah immanent dan trancendent

Lontar-lontar
Jenis-jenis lontar
Lontar-lontar tentang puja
Lontar-lontar tentang Yajna
Lontar-lontar etika
Sarasamusccaya
Slokantara
Agastiaparwa
Siwasasana
Wratisasana
Silakrama
Pancasiksa
Lontar-lontar tattwa
Bhuwana kosa
Ganapatitatwa
Jnanasiddhanta
Bhuwana sangksepa
Sanghyang Mahajnana
Tatwajnana
Wrhaspati-Tattwa
Ajaran ketuhanan dalam lontar
Bhatara Siwa sumber segala
Bhatara Siwa bersifat immanent dan trancendent
Bhatara Siwa adalah Esa, berada di mana-mana dengan nama-nama yang berbeda


sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

HINDU DHARMA

HINDU SEBAGAI AGAMA DUNIA

Agama Hindu akan menjadi agama dunia yang dominan pada abad 21 ini. Agama Hindu sedang berkembang menjadi agama universal yang sesungguhnya dan menjadi rumah bagi semua religiusitas yang murni. Penyebaran agama Hindu terutama tidaklah melalui para guru (spiritual) dan swami tapi melalui para intelektual dan penulis. Demikian dikatakan oleh Klaus K. Klostermaier, dalam bukunya A Survey Of Hinduism diterbitkan oleh State University of New York Press, 1989). Klaus K. Kostermaier, profesor dan kepala 'Department of Religion' di Universitas Manitoba, AS, tinggal selama 10 tahun di India untuk melakukan penelitian lapangan. Buku setebal 649 halaman termasuk catatan kaki, chronologi atas berbagai peristiwa penting dalam agama Hindu dan indeks, menyediakan informasi yang cukup lengkap tentang agama Hindu. Berikut tulisan yang diambil dari dua halaman terakhir dari buku tersebut.

Menurut Klostermaier, posisi dan dominasi agama Hindu pada abad 21 tidak bisa dilepaskan dari peran para pembaharu Hindu (Hindu Reformers) antara lain, untuk menyebut berapa nama saja :

* Ram Mohan Roy, pendiri Brahmo Samaj (Masyarakat Tuhan), yang berhasil melakukan kampanye penghapusan 'sati'di India,
* Dayananda Saraswati, pendiri Arya Samaj (Masyarakat Arya) suatu gerakan untuk memurnikan agama Hindu dengan kembali ke Weda,
* Wiwekananda, pendiri Ramakrishna Mission, yang membawa agama Hindu ke Barat (Amerika Serikat),
* MK. Gandhi, yang menjadi nabi bagi perjuangan tanpa kekerasan (ahimsa dan satyagraha) yang memberi insipirasi bagi pejuang pergerakan pembebasan di berbagai belahan dunia, seperti Martin Luther King Jr di Amerika Serikat dan Nelson Mandela di Afrika Selatan, serta perjuangannya untuk menghapuskan (diskriminasi terhadap) kaum Chandala yang disebutnya sebagai kaum Harijan atau anak-anak Tuhan;
* Rabindranath Tagore, sastrawan Hindu terkemuka, yang melalui karya-karya sastra menyebar luaskan ajaran Upanishad, dan esei-esei sosial religusnya melakukan kritik terhadap praktek yang keliru serta mengangkat nilai universal Hindu.
* Sarvepalli Radhakrishnan, filsuf Hindu terbesar abad 20 sampai ...
* Sri Satya Sai Baba yang memiliki pengikut tidak saja dari orang-orang Hindu tetapi juga dari agama lain.

Para pembaharu ini dengan tiada kenal lelah mempelajari teks, menggali nilai-nilai abadi Hindu dan memberikannya tafsir baru sesuai dengan konteks zamannya.

Lalu apa sumbangan orang-orang Hindu di Indonesia, khususnya kaum mudanya - bagi kemajuan Hindu? Apakah kita orang-orang Hindu di Indonesia akan dapat memberikan sumbangan positif atau hanya menjadi beban bagi kemajuan Hindu?

NPP.

Ngakan Putu Putra - HDNet Kembali 1 langkahKembali ke atas
© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.


__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

OKOK POKOK AJARAN HINDU DHARMA

> Pokok-pokok...> Hindu Dharma
Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu

Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka Dasar", di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa.

Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah:



1. Tattwa (Filsafat)

2. Susila (Etika)

3. Upacara- Yadnya



sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

POKOK POKOK AJARAN HINDU DHARMA

> Pokok-pokok...> Hindu Dharma
Salam dan Lambang Agama Hindu
Salam Agama Hindu

Untuk membina hubungan yang harmonis dan mempererat rasa persaudaraan dalam pergaulan di masyarakat, agama Hindu mengajarkan salam persaudaraan (panganjali) dengan ucapan "OM SWASTYASTU". Salam ini dapat juga dipergunakan dalam memulai dan mengakhiri suatu kegiatan. Khusus dalam mengakhiri sesuatu kegiatan dapat juga memakai "OM SANTI, SANTI, SANTI, OM" yang artinya semoga damai.

Pada waktu mengucapkan salam, kedua tangan dicakupkan di depan dada dengan ujung jari mengarah ke atas, tetapi kalau keadaan tidak memungkinkan, sikap ini boleh tidak dilakukan. Yang menerima salam seyogyanya memberikan jawaban dengan ucapan "OM SWASTYASTU" dengan sikap yang sama pula.

"OM" artinya Tuhan, "SU" artinya baik, "ASTI" artinya ada dan "ASTU" artinya semoga, jadi keseluruhannya berarti SEMOGA SELAMAT ATAS RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Dengan demikian maka pada setiap kegiatan telah dilaksanakan saling doa mendoakan satu sama lain.

Lambang Agama Hindu

Lambang atau simbul dalam keagamaan merupakan sarana pengikat keyakinan umatnya untuk lebih mendekatkan hati dan perasaannya kepada cita- cita hidup keagamaan, disebut juga Niyasa atau Murti Puja. Agama Hindu mempergunakan Swastika sebagai lambang.

Adapun bentuk asli dari lambang Swastika ialah dua garis vertikal dan horisontal bersilang sama sisi, tegak lurus di tengah- tengah (+).


Sebagai kreasi seni budaya yang selalu berkembang, Swastika juga mengalami perkembangan sehingga kemudian menjadi berbentuk demikian.



Swastika menggambarkan keharmonisan perputaran alam semesta dengan segala romantika, dinamika dan dialektikanya. Hal mana pada hakekatnya menunjukkan kemahabesaran Sang Hyang Widhi Wasa selaku Maha Pencipta. Kata Swastika berarti keselamatan atau kesejahteraan. Garis vertikal menunjukkan keharmonisan hubungan manusia dengan pencipta- Nya yaitu Sang Hyang Widhi Wasa, sedangkan garis horisontal menunjukkan keharmonisan hubungan manusia dengan sesamanya, termasuk hubungan manusia dengan alam.

Apabila hubungan manusia dengan penciptanya dan hubungan manusia dengan lingkungannya terjalin dengan harmonis, maka manusia akan mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan. Keselamatan dan kesejahteraan adalah hakekat tujuan agama. Keempat garis di ujung- ujung garis vertikal dan garis horisontal menunjukkan arah perputaran Swastika, yaitu berputar ke arah kanan. Jadi Swastika juga melukiskan gerak, yaitu gerak alam semesta yang berputar ke arah kanan. Pada hakekatnya semua isi alam juga mengalami perputaran seperti angin, air, dan sebagainya, untuk menimbulkan keharmonisan di alam ini.

sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

OKOK POKOKAJARAN HINDU DHARMA

> Pokok-pokok...> Hindu Dharma
Kitab Suci dan Maha Resi
Kitab Suci

Kitab suci agama Hindu disebut Weda. Adapun kata Weda ini berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "Wid" berkembang menjadi kata WEDA atau WIDYA yang berarti pengetahuan. Sebagai kitab suci kata Weda mengandung pengertian himpunan ilmu pengetahuan suci yang bersumber dari Sang Hyang Widhi Wasa diterima atau didengar oleh para Maha Resi dalam keadaan samadhi. Oleh karena itu disebut juga Sruti yang berarti Sabda suci yang didengar (wahyu). Jadi Weda merupakan himpunan wahyu- wahyu Tuhan.

Weda Sruti:



Weda Sruti yaitu Weda dalam bentuk himpunan wahyu (Sruti), disebut juga Weda Samhita terdiri dari:
No. Nama Dihimpun oleh Kelompok
1 Rig Weda Maha Resi Pulaha Catur Weda
2 Yajur Weda Maha Resi Waisampayana
3 Sama Weda Maha Resi Jaimini.
4 Atharwa Weda Maha Resi Sumantu.

5 Bhagavad-Gita Maha Resi Byasa. Pancamo Weda.


Weda Smrti:

Weda Smrti yaitu tafsir dari Weda Sruti, disusun dengan maksud mempermudah mempelajarinya, terdiri dari dua kelompok yaitu:
No. Kitab Isinya Kelompok
1 Siksa ilmu tentang phonetics Wedangga
2 Wyakarana ilmu tata bahasa
3 Chanda pengetahuan tentang lagu
4 Nirukta pengetahuan tentang sinonim dan akronim
5 Jyotisa ilmu astronomi
6 Kalpa tentang ritual

1 Itihasa ceritera- ceritera kepahlawanan (epos) terdiri dari Mahabarata dan Ramayana Upaweda
2 Purana himpunan ceritera- ceritera (mirip sejarah) tentang peristiwa- peristiwa tertentu dan tentang tradisi.
3 Arthasastra pengetahuan tentang pemerintahan.
4 Ayurweda ilmu obat- obatan.
5 Gandarwa Weda ilmu tentang seni
6 Sarasamuçcaya dan Slokantara tentang etika dan tata susila.

Resi / Maha Resi
Resi adalah orang yang atas usahanya melakukan tapa brata yoga samadhi, memiliki kesucian, terpilih oleh Tuhan, dapat menghubungkan diri dengan Tuhan, sehingga dengan kuasa- Nya dapat melihat hal yang sudah lampau, sekarang, dan yang akan datang, serta dapat menerima wahyu (Sruti). Istilah Resi sebenarnya tidak sama artinya dengan Pendeta, namun kadang- kadang diartikan sama, seperti terdapat di beberapa daerah. Untuk membedakan pengertian Resi sebagai Pendeta dan Resi sebagai Nabi, maka dipakailah istilah Maha Resi untuk menyatakan Resi sebagai Nabi.

Swayambhu Bharadwaja Wrhaspati Krtyaya Sandhyaya
Agastya Wasistha Tridhatu Gotama Wajrasrawa
Grtsamada Kanwa Trinawindhu Aryadatta Dharma
Wiswamitra Narayana Usana Somayana Parasara
Warmadewa Prajapati Tryaguna Rutsa Byasa
Atri Hiranyagarbha Dhananjaya Sakri

Maha Resi Byasa beserta murid- muridnya terkenal karena karyanya membukukan (kodifikasi) kitab- kitab Weda, sehingga terhimpunlah kitab Catur Weda.


Avatara


Awatara adalah perwujudan Sang Hyang Widhi turun ke dunia untuk karya penyelamatan terutama pada saat dharma mengalami tantangan dan saat- saat adharma mulai merajalela. Bedanya dengan Maha Resi ialah bahwa Awatara itu adalah perwujudan Hyang Widhi yang turun ke dunia, sedangkan Maha Resi adalah manusia terpilih karena dapat meningkatkan jiwanya ke kesempurnaan sehingga dapat menerima wahyu. Dalam Wisnu Purana dikenal sepuluh perwujudan Sang Hyang Widhi Wasa dalam penyelamatan dunia ialah:

Awatara

Adalah Sanghyang Widhi Wasa turun ke bumi berwujud:
1 Matsya Awatara Ikan yang maha besar
2 Kurma Awatara Kura-kura (penyu) raksasa
3 Waraha Awatara Badak Agung
4 Narasingha Awatara manusia berkepala Singa, membunuh Raja Hirania Kasipu sebagai tokoh Adharma saat itu.
5 Wamana Awatara Orang Kerdil yang membunuh Raja Bali sebagai tokoh Adharma.
6 Rama Parasu Awatara Pandita yang selalu membawa kampak, memberi kesadaran kepada para kesatria untuk mengendalikan Dharma atau kepemimpinan dengan sebaik- baiknya.
7 Rama Awatara putra Prabu Dasarata, guna membela dharma melawan adharma yang dipimpin oleh Rawana yang pasukannya terbasmi.
8 Krisna Awatara sebagai putra Prabu Wasudewa dengan Dewi Dewaki menghancurkan Raja Kangsa dan Jarasanda golongan adharma pada saat itu.
9 Budha Awatara sebagai putra Prabu Sudodana dengan Dewi Maya bertugas menyadarkan umat manusia, agar bebas dari penderitaan melalui jalan tengah di antara delapan cakram (putaran hidup).
10 Kalki Awatara. penunggang kuda putih dengan membawa pedang terhunus dan akan membasmi makhluk yang adharma. Awatara ini adalah yang ke-10,
Menurut keyakinan kita beliau akan datang nanti bila adharma sudah betul- betul merajalela.



sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

PENCIPTAAN ALAM DAN MANUSIA

> Pokok-pokok...> Hindu Dharma
Proses Penciptaan Alam Semesta

Alam semesta diciptakan dalam suatu proses evolusi yang panjang. Pada mulanya alam ini kosong, yang ada hanya Tuhan, sering disebut jaman "duk tan hana paran- paran anrawang anruwung" artinya ketika itu belum ada apa-apa dan semuanya belum menentu.

Dengan kemahakuasaan-Nya, kemudian Sanghyang Widhi Wasa menciptakan dua kekuatan yang disebut Purusa yaitu kekuatan hidup (rohaniah) dan Prakerti (pradana) yaitu kekuatan kebendaan. Dari dua kekuatan ini kemudian timbul "cita" yaitu alam pikiran yang sudah mulai dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam, Rajah dan Tamah. Satwam adalah sifat-sifat dharma (kebenaran), Rajah adalah sifat-sifat dinamis kenafsuan, sedangkan Tamah adalah, sifat-sifat adharma, kebodohan dan apatis. Kemudian timbul Budi yaitu naluri pengenal, setelah itu timbul Manah yang merupakan akal dan perasaan, selanjutnya timbul Ahangkara yaitu rasa keakuan. Setelah ini timbul Dasa indria yaitu sepuluh sumber indria (gerak keinginan) yang terbagi dalam kelompok Panca Budi Indria yaitu lima gerak perbuatan.

Lima gerak keinginan atau Panca Budi Indria itu ialah :
1 Caksu indria rangsang penglihatan
2 Ghrana indria rangsang penciuman
3 Srota indria rangsang pendengaran
4 Jihwa indria rangsang pengecap
5 Twak indria rangsang rasa sentuhan atau rabaan

Lima gerak perbuatan atau Panca Karma Indria terdiri dari :
1 Wak indria penggerak mulut
2 Pani indria penggerak tangan
3 Pada indria penggerak kaki
4 Payu indria penggerak pelepasan
5 Upastha indria penggerak kelamin

Setelah indria-indria ini barulah timbul lima jenis bibit alam yang disebut Panca Tanmatra yaitu :
1 Sabda Tanmatra benih suara
2 Sparsa Tanmatra benih rasa sentuhan
3 Rupa Tanmatra benih penglihatan
4 Rasa Tanmatra benih rasa
5 Gandha Tanmatra benih bau (penciuman)

Dari Panca Tanmatra yang merupakan benih-benih benda alam lahirlah unsur-unsur benda materi yang bersifat nyata dinamai Panca Maha Bhuta. Unsur-unsur Panca Maha Bhuta adalah

* Akasa (ether)
* Bayu (angin)
* Teja (sinar)
* Apah (zat cair) dan ...
* Pretiwi (zat padat.)

Dari kelima unsur zat alam ini terbentuk paramanu yaitu atom-atom kelima zat padat ini mengalami proses perpaduan lebih lanjut sehingga terwujud benda-benda alam yang disebut Brahma anda (Brahmanda) yaitu planet-planet dan bintang- bintang sebagai bagian isi alam semesta.

Brahmanda artinya benda bulat berbentuk telur ciptaan Brahman. Semuanya terdiri dari tujuh Loka yang disebut Sapta Loka yaitu :

* Bhur Loka
* Bhuwah Loka
* Swah Loka
* Tapa Loka
* Jana Loka
* Maha Loka dan ...
* Satya Loka.

Pada setiap Loka terdapat perbedaan kandungan unsur dari masing-masing Panca Maha Bhuta.

Proses Penciptaan Manusia dan Makhluk Lain.

Setelah tercipta alam semesta Sanghyang Widhi Wasa kemudian menciptakan isinya. Dalam proses penciptaan alam ini dibentuk lebih kasar, misalnya penciptaan Dewa-Dewa, Gandarwa. Paisacha. kemudian barulah yang berbadan kasar lainnya seperti binatang dan manusia. Proses penciptaan manusia adalah sari-sari dari Panca Maha Bhuta dan Sad Rasa yaitu zat dengan enam jenis rasa, manis, pahit, asin, asam, pedas, sepat. Unsur-unsur ini terpadu dengan unsur-unsur lain yaitu Cita. Budi. Ahangkara. Dasendria. Panca Tanmatra dan Panca Maha Bhuta. Perpaduan semua unsur-unsur ini menghasilkan dua unsur benih kehidupan yaitu Sukla (benih laki-laki) dan Swanita (benih perempuan). Pertemuan antara dua benih kehidupan ini sama dengan pertemuan Purusa dengan Pradana. dengan ini terciptalah manusia. Maka di dalam diri manusia semua unsur alam itu ada.
Manusia pertama ciptaan Sanghyang Widhi dalam ajaran agama Hindu disebut Syayambhumanu. Syayambhumanu artinya makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri, itulah manusia pertama. Manu artinya berpikir. Dari kata Manu timbul kata manusia yang artinya keturunan Manu. Selanjutnya setelah tercipta manusia pertama atas kekuasaan Sanghyang Widhi Wasa, maka manusia itu sendiri yang berkembang.
Bhagavad-Gita III sloka 10. Artinya :
Sahyajnah prajah srishtwa
Puro wacha praja patih
anena prasawishya dhwam
esha wo'stu ishta kama'dhuk Dahulu kala Prajapati mencipta manusia
bersama bhakti persembahannya dan berkata
dengan ini engkau akan berkembangbiak
dan biarlah dunia ini jadi sapi perahanmu.



sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Ramu

Status: Offline
Posts: 32
Date:

Agama

Kata "agama" yang dipergunakan oleh umat Hindu dalam hidup berketuhanan Yang Maha Esa berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "gam" yang artinya "pergi" atau "perjalanan". Urat kata "gam" ini mendapat prefix "a" yang berarti "tidak" dan tambahan "a" di belakang yang berarti "sesuatu" atau dapat berfungsi sebagai suffix dalam bahasa Sanskerta guna mengubah kata kerja menjadi kata sifat. Dengan demikian kata agama diartikan "sesuatu yang tidak pergi", tidak berubah atau tetap, langgeng (abadi). Yang tidak pernah berubah- ubah atau kekal abadi itu hanyalah Tuhan beserta ajarannya. Sebagai suatu istilah kemudian kata agama mengandung suatu pengertian aturan- aturan atau ajaran- ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa (Sang Hyang Widhi Wasa) diturunkan berupa wahyu (Sruti) melalui para Nabi (Maha Resi) untuk mengatur alam semesta beserta isinya baik dalam kehidupan rohaniah maupun dalam kehidupan jasmaniah.

Dharma

Kata "Dharma" berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata "dhr" (baca: dri) yang artinya menjinjing, memangku, memelihara, mengatur, atau menuntun. Akar kata "dhr" ini kemudian berkembang menjadi kata dharma yang mengandung arti hukum yang mengatur dan memelihara alam semesta beserta segala isinya. Dalam hubungan dengan peredaran alam semesta, kata dharma dapat pula berarti kodrat. Sedangkan dalam kehidupan manusia, dharma dapat berarti ajaran, kewajiban atau peraturan- peraturan suci yang memelihara dan menuntun manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup yaitu tingkah laku dan budi pekerti yang luhur.

Pustaka Smrti Santi Parwa 109.11: Artinya:
Dharanad dharma ityahur Kata dharma dikatakan datang dari kata Dharana (yang berarti memangku, menjunjung, atau mengatur).
Dharmena widrtah prajah Dengan dharma semua makhluk diatur

Hindu sebagai nama agama

Istilah Hindu yang dipergunakan sekarang sebagai nama agama pada umumnya tidak dikenal pada jaman klasik. Beratus- ratus tahun sebelum tahun masehi, penganut ajaran kitab suci Weda tumbuh subur dan berkembang pesat dalam masyarakat, sehingga para ahli menyebutkannya dengan nama agama Weda atau Jaman Weda.

Kemudian Hindu dipakai nama dengan mengambil nama tempat di mana agama itu mulai berkembang, yakni di sekitar sungai Sindu atau Indus. Kata Sindu inilah yang kemudian berubah menjadi kata Hindu karena terkena pengaruh hukum metathesis dalam bahasa Sanskerta di mana penggunaan huruf "s" dan "h" dapat ditukar- tukar, misalnya kata "Soma" dapat menjadi kata Homa, kata "Satima" dapat menjadi Hatima, dan sebagainya.

Kata Hindu atau Sindu dalam bahasa Sanskerta adalah tergolong kata benda masculine, yang berarti titik- titik air, sungai, laut, atau samudra. Air melambangkan Amrita yang diartikan air kehidupan yang kekal abadi, dipergunakan dalam upacara- upacara agama Hindu dalam bentuk tirtha (air suci).

Istilah agama dengan istilah dharma mempunyai pengertian yang sulit dibedakan, maka dalam kaitannya dengan nama agama Hindu biasa juga disebut Hindu Dharma, bahkan di India lebih umum nama ini dipakai.

Tujuan agama Hindu

Di dalam kitab suci Weda dijelaskan tujuan agama sebagai tercantum dalam sloka "MOKSARTHAM JAGADHITA YA CA ITI DHARMAH" yang artinya bahwa tujuan agama atau dharma adalah untuk mencapai jagadhita dan moksa. Moksa juga disebut Mukti artinya mencapai kebebasan jiwatman atau juga disebut mencapai kebahagiaan rohani yang langgeng di akhirat. Jagadhita juga disebut bhukti yaitu kemakmuran dan kebahagiaan setiap orang, masyarakat, maupun negara.

Jadi secara garis besar tujuan agama Hindu adalah untuk mengantarkan umatnya dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini maupun mencapai moksa yaitu kebahagiaan di akhirat kelak.

sumber Kembali 1 langkahKembali ke atas

© Yayasan Bali Galang 2000 - 2003. All rights reserved.

__________________


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

om adytia manohara dewa data nugra hakam arcanam nugrhakam dewa data nugrahaka

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

ingat Tuhan tidak mengijinkan kita untuk melanggar saat nyepi

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

Dewa Wisnu menjelma menjadi awatara dan awatara ieu ada sepuluh yaitu kurma awatara , matsya awatara , narasima awatra, kresna awatara , dll

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

siapakah yang membangun pura besakih ? Rsi markendya

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

kenapa ular bisa hidup abadi

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

Topeng sida karya biasanya digunakan untuk menutup upacara keagamaan .bagi yang memakai topeng ini biasanya akan kerasukan roh

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

teman mau tau caranya mengendalikan sikap sad ripu .
1. tentu dengan upacara manusa yadnya sperti,potong gigi
2. sadar bahwa kita harus sadar bahwa nantinya itu menyebabkan kurang beruntungnya kita

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

kalian tau gak apa fungsi ngaben ? untuk mempercepat masuknya tubuh ke ibu pertiwi

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

teman teman sekalian ada yang tau gak upacara yang dilakukan 100tahun sekali disebut apa?kalau ada yang yau tolong jawabya!!!!!!!!!!

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

teman teman harus berhati hati kalau hari Galungan jangan cepat marah soalnya banyak buta kala

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

Sad Ripu adalah musuh dalam diri kita

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

Aku masih gak percaya kalau ular yang ada di tanah lot itu dulu pliharaannya Dang hyang dwijendra

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

aku mau nanyas yang pertama kali beragama Nndu siapa sich?

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

Kosmologi Hindu merupakan pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam semesta menurut filsafat Hindu. Dalam ajaran kosmologi Hindu, alam semesta atau Bhuwana Agung (sebutan di Bali) dibangun dari lima unsur, yakni: tanah (zat padat), air (zat cair), udara (zat gas), api (plasma), dan akasa (aether). Kelima unsur tersebut disebut Panca Maha Bhuta atau lima unsur materi.

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

proses masuknya hindu ke Indonesia adalah karna perdagangan orang India masuk ke Indonesia dengan membawa agma hindu ke Indonesia

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Pengintip

Status: Offline
Posts: 1
Date:

kk upacara apa yg paling km dlm agama hindu?

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

bagaimana caranya melakukan nyepi dgn baik?

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

kk bagaimana caranya saat kita melasti tdk kelelahan?

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

bagimana pendapatmu tentang ogoh-ogoh di bali?

__________________


Siaga Mula

Status: Offline
Posts: 5
Date:

Gimana Caranya Berkomunikasi Dgn Dewa Siwa Dlm bntuk Mimpi

__________________


Siaga Mula

Status: Offline
Posts: 5
Date:

Gimana Sich Sejarah nya Agama Hindu Wkt awal Masehi

__________________


Siaga Mula

Status: Offline
Posts: 5
Date:

Makna nya Sembahyang Selain Mendekatkan Diri Dari Tuhan Apasich?

__________________


Siaga Mula

Status: Offline
Posts: 5
Date:

Temen-temen Sembahyang yuk Byar Kt di Berkahin Am Tuhan Trus lagi Pula kan Kita Mau Ulangan Umum & UAN Bagi Anak Kls IX

__________________


Siaga Mula

Status: Offline
Posts: 5
Date:

GImana Sich menjalan Kan Hari Siwa latri Yang Bner

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

aku suka upacara odalan

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

bagaimana pendapat tentang upacara ngaben di Bali?

__________________


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

nih jawabannya mun
kita harus megadang semalam suntuk dan smedi semamapu yang kita bisa

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

aku punya doa sehari-hari
1 doa menjelang tidur
Om asato ma sat ganaya
tamaso ma jayatir ganaya
mrityor mamritam ganaya
2 doa membersihkan/mencuci muka:

Om cam camani ya namah swaha.
OM waktra parisudahaya namah swaha

3 doa mandi

Om gangga amrta sarira sudhamam swaha
Om sarira parisudhamam swaha

4 doa membersihkan kaki:

Om am khasolkhaya iswaraya namah swaha

5 doa berkumur

OM ang waktra parisudhamam swaha

6 doa menggosok gigi :

Om rahphat astraya namah .
Om sri dewi bhatrimsayogini namah

selamat mencoba semoga di berkati Tuhan

__________________


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

selain kita bisa mendekatan diri dengan Tuhan kita juga bisa memohon apa saja kepada Tuhan

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

ku perhatikan hindu itu ketat banget ya sampe berkumur ada doanya

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Rakit

Status: Offline
Posts: 87
Date:

ada yang tau gak apa yang dimaksud tri hita karana

__________________
tetap maju bulutangkis Indonesia


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

j
jika km mau di lindungi TUHAN usahakan 3 x sehari
by: Tri GANTENG

__________________


Penggalang Terap

Status: Offline
Posts: 198
Date:

tahukah km arah membuat pura?
arah yg baik adalah arah Timur dan utara
by: tri

__________________
1 2  >  Last»  | Page of 2  sorted by
 
Quick Reply

Please log in to post quick replies.

Tweet this page Post to Digg Post to Del.icio.us
Members Login
Username 
 
Password 
    Remember Me  


Create your own FREE Forum
Report Abuse
Powered by ActiveBoard